SHOFIA, FIRYAL TSAMARA (2023) KUALITAS UDARA DALAM RUANG PERKANTORAN DAN KEJADIAN SICK BUILDING SYNDROME (SBS) PADA PEGAWAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

Text REPO FIRYAL.pdf - Published Version Download (436kB)

Abstract

Kejadian sick building syndrome (SBS) dan kaitannya dengan kualitas udara dalam ruangan merupakan isu yang semakin penting terlebih bagi para pekerja karena gedung perkantoran dapat dianggap sebagai rumah kedua mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kualitas udara dalam ruang perkantoran yang meliputi suhu, kelembaban, pencahayaan dan kadar debu PM10 dengan kejadian SBS. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang menggunakan metode total sampling dengan jumlah sampel subjek 81 orang dan sampel objek 9 ruangan kerja. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56,8% pegawai Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kota Semarang mengalami kejadian SBS dengan gejala yang paling banyak dirasakan adalah sakit kepala/pusing (34,6%), lelah/lesu (32,1%), gejala seperti flu (29,6%), hidung berair dan bersin (28,4%), serta kulit kering (24,7%). Tidak terdapat hubungan antara kualitas udara dalam ruang kerja yang meliputi suhu (p=0,899), kelembaban (p=1), dan pencahayaan (p=0,789) dengan kejadian SBS. Dapat disimpulkan bahwa terdapat kejadian Sick building Syndrome di Kantor Bappeda Kota Semarang dan tidak adanya hubungan signifikan antara faktor kualitas lingkungan fisik (suhu, kelembaban dan pencahayaan) dan faktor kualitas lingkungan kimia udara (kadar debu PM10) dalam ruangan dengan kejadian SBS pada pegawai Bappeda Kota Semarang.

Kata Kunci : kadar debu pm10; kelembaban; pencahayaan; sick building syndrome; suhu

Actions (login required)

View Item