Amalia Andika Putri, Farah and Fithra Dieny, Fillah and Adi Murbawani, Etisa and Tri Susilo, Mursid Analisis Makronutrien dan Daya Terima Biskuit Isolat Protein Kedelai dan Tepung Biji Labu Kuning Sebagai Makanan Tambahan Penderita Tuberkulosis. -. (Unpublished)

Text Abstrak-Farah Amalia Andika Putri.pdf Download (92kB)

Abstract

Latar belakang: Prevalensi kejadian malnutrisi pada tuberkulosis adalah sekitar 60%. WHO merekomendasikan pemberian makanan tambahan (PMT) hingga terjadi peningkatan berat badan dan indeks massa tubuh kembali normal. Biskuit merupakan makanan padat energi yang dapat dijadikan sebagai PMT. Isolat protein kedelai dan biji labu kuning merupakan sumber makronutrien khususnya protein dengan kadar yang tinggi. Penambahannya pada pembuatan biskuit dapat diterima dengan baik.

Tujuan: Mengetahui kandungan makronutrien dan daya terima biskuit isolat protein kedelai dan tepung biji labu kuning.

Metode: Penelitian eksperimental dengan empat kelompok formula (F0, F1, F2, F3). Data protein, lemak, dan karbohidrat dianalisis dengan ANOVA, sedangkan energi dan uji hedonik menggunakan Kruskal-Wallis kemudian ditentukan formulasi terbaik biskuit dengan menggunakan metode multiattribute decision using compensatory model additive weighting technique (MADM).

Hasil: Kandungan protein tertinggi berada pada biskuit F1, sedangkan kandungan energi dan lemak tertinggi ada pada biskuit F3. Biskuit F0 mengandung karbohidrat tertinggi dan memiliki tingkat penerimaan terbaik. Biskuit dengan formulasi terbaik adalah biskuit F3 dengan kandungan energi 521 kkal, protein 14 g, lemak 27 g, dan karbohidrat 55 g. Takaran saji biskuit adalah sebanyak 7-9 keping.

Simpulan: Substitusi isolat protein kedelai dan tepung biji labu kuning memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kandungan energi, makronutrien, dan daya terima biskuit.

Kata kunci: biskuit, daya terima, isolat protein kedelai, makronutrien, tepung biji labu kuning

Actions (login required)

View Item