ZANDRA, SAFIRA EVANI (2022) DETEKSI WHITE SPOT SYNDROME VIRUS (WSSV) PADA CACING POLYCHAETA Nereis sp. YANG DIJUAL SUPPLIER DI DEMAK DAN KENDAL, JAWA TENGAH (22b176). Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.
Full text not available from this repository. (Request a copy)Abstract
RINGKASAN
Safira Evani Zandra. 26020117130083. Deteksi White Spot Syndrome Virus
(WSSV) pada Cacing Polychaeta Nereis sp. yang Dijual Supplier di Demak dan
Kendal, Jawa Tengah. (Desrina dan Slamet Budi Prayitno)
White Spot Syndrome (WSS) adalah penyakit yang secara signifikan
menyebabkan tingginya mortalitas pada budidaya udang. Salah satu inang yang
mampu berperan dalam penyebaran WSSV yaitu cacing polychaeta. Polychaeta
merupakan komponen diet maturasi induk udang penaeid baik di hatchery di
seluruh dunia yang disebabkan karena nilai nutrisinya yang tinggi Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengkaji keberadaan WSSV pada cacing polychaeta
Nereis sp. dari tiga supplier di Kendal dan Demak, Jawa Tengah. Pengambilan
sampel dilakukan pada Oktober – November 2021. Supplier yang digunakan
merupakan supplier yang banyak dimanfaatkan jasanya oleh para pembudidaya
indung udang. Lokasi yang digunakan oleh para supplier merupakan area tambak
yang mempunyai riwayat terserang WSSV. Dari tambak di Kendal dan Demak, dua
lokasi yang digunakan oleh supplier tersebar di dua kecamatan (Kecamatan
Wedung dan Kecamatan Kaliwungu). Dari tiga supplier diambil 120 ekor nereid.
Untuk pemeriksaan cacing sampel secara PCR menggunakan sistem pooling dan
hematologi yang diperiksa adalah hematokrit.
Deteksi WSSV dilakukan menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR)
dan pengamatan secara hematologi. Hasil studi ini menunjukkan bahwa tujuh
cacing dari 60 cacing positif yang berasal dari supplier satu dan dua terinfeksi
WSSV, dengan nilai prevalensi adalah 11% yang berasal dari supplier satu dan dua
dan 0% dari supplier tiga. Hasil dari 1-step PCR menunjukan band 529 bp dan
nested PCR menunjukan band 383 bp. Pengamatan hematokrit yang dilakukan
dengan mengambil darah pada bagian dorsal sehingga didapatkan rata-rata nilai
hematokrit 3.9% pada cacing. Rata-rata nilai hematokrit dari supplier satu dan dua
lebih rendah dari supplier tiga karena kondisi cacing yang lebih buruk. Terlihat
bahwa nilai prevalensi terhadap cacing yang diperiksa cukup rendah. Kesimpulan
studi ini menunjukan bahwa terdapat cacing yang terinfeksi WSSV yang dijual
supplier satu dan di Demak dan Kendal, Jawa Tengah dengan tingkat infeksi yang
rendah.
Kata Kunci: cacing nereis, WSSV, PCR, hematologi, prevalensi.
SUMMARY
Safira Evani Zandra. 26020117130083. Detection of White Spot Syndrome Virus
(WSSV) in Worms Polychaeta Nereis sp. Sold by Suppliers in Demak and Kendal,
Central Java. (Desrina and Slamet Budi Prayitno).
White Spot Syndrome (WSS) is a disease that significantly causes high
mortality in shrimp culture. One of the hosts that can play a role in the spread of
WSSV is the polychaeta worm. Polychaeta is a component of the maturation diet of
Penaeid shrimp broodstock in hatcheries worldwide due to its high nutritional
value. The aim of this study was to examine the presence of WSSV in the polychaeta
Nereis sp. from three suppliers in Kendal and Demak, Central Java. Sampling was
carried out in October – November 2021. The suppliers used were suppliers whose
services were widely used by shrimp cultivators. The location used by the suppliers
is a pond area that has a history of being infected by WSSV. From the ponds in
Kendal and Demak, the two locations used by suppliers are spread over two sub�districts (Wedung District and Kaliwungu District). From the three suppliers, 120
nereids were taken. For the examination of worm samples by PCR using a pooling
system and the hematology examined is the hematocrit.
WSSV detection was carried out using Polymerase Chain Reaction (PCR) and
haematological observations. The results of this study showed that seven worms out
of 60 positive worms from suppliers one and two were infected with WSSV, with a
prevalence value of 11% from suppliers one and two and 0% from supplier three.
The results of 1-step PCR showed a band of 529 bp and nested PCR showed a band
of 383 bp. Hematocrit observations were made by taking blood on the dorsal side
so that an average hematocrit value of 3.9% was obtained in worms. The average
hematocrit value from suppliers one and two is lower than supplier three because
of the worse condition of the worms. It can be seen that the prevalence value of the
worms examined is quite low. The conclusion of this study shows that there are
worms infected with WSSV which are sold by supplier one and in Demak and
Kendal, Central Java with a low infection rate.
Keywords: Nereis worm, WSSV, PCR, hematology, prevalence
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | cacing nereis, WSSV, PCR, hematologi, prevalensi, Nereis worm, WSSV, PCR, hematology, prevalence |
Subjects: | Fisheries And Marine Sciences |
Divisions: | Faculty of Fisheries and Marine Sciences > Department of Aquaculture |
Depositing User: | Users 171 not found. |
Date Deposited: | 04 Sep 2023 07:48 |
Last Modified: | 04 Sep 2023 07:48 |
URI: | https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/15957 |
Actions (login required)
View Item |