Search for collections on Undip Repository

Perbedaan Kejadian Dispareunia pada Primipara dengan Laserasi Perineum Derajat 2 yang Dijahit dengan Benang Rapide Polyglactin 910 dan Chromic Cargut

Wibowo, Satrio Arief and Erwinanto, Erwinanto (2023) Perbedaan Kejadian Dispareunia pada Primipara dengan Laserasi Perineum Derajat 2 yang Dijahit dengan Benang Rapide Polyglactin 910 dan Chromic Cargut. Masters thesis, Universitas Diponegoro.

[img] Text (SATRIO ARIEF WIBOWO - 22040417310007 - TESIS - ABSTRAK)
SATRIO ARIEF WIBOWO - 22040417310007- TESIS - ABSTRAK.pdf

Download (38kB)

Abstract

Pendahuluan: Dispareunia adalah nyeri persisten atau berulang ketika melakukan hubungan seksual. Laserasi perineum, spontan maupun episiotomi, merupakan salah satu faktor penyebab dispareunia pasca persalinan yang paling sering dijumpai. Laserasi perineum yang terjadi harus ditangani melalui penjahitan. Chromic catgut merupakan benang alami yang sering digunakan dalam praktik kedokteran. Namun selain benang ini memiliki respon inflamasi yang lebih tinggi, ia juga memiliki risiko 3,9 kali lipat untuk mengalami dehisensi dibandingkan menggunakan benang sintetis contohnya Rapide Polyglactin 910.
Tujuan: Menganalisis perbedaan kejadian dispareunia pada Primipara dengan laserasi perineum derajat 2 yang dijahit dengan benang Rapide Polyglactin 910 dan Chromic catgut.
Metode: Penelitian true experimental dengan metode randomized controlled trial-single blind. Penelitian dilakukan di RSUP dr. Kariadi Semarang, RSUD RA Kartini dan RSUD dr. Soeselo selama 7 bulan dari Agustus 2022 hingga Februari 2023. Subjek penelitian adalah primipara dengan laserasi perineum derajat 2 yang terbagi ke dalam 2 kelompok yaitu 45 subjek kelompok Chromic catgut dan 45 subjek kelompok Rapide Polyglactin 910. Evaluasi dispareunia pasca 3 bulan dilakukan menggunakan kuesioner Female Sexual Fungtion Index (FSFI).
Hasil: Subjek yang dijahit menggunakan Chromic catgut berisiko 2,7 kali lebih besar untuk mengalami dispareunia bila dibandingkan dengan menggunakan Rapide Polyglactin 910 (OR=2,7; 95% CI=1,1-6,6). Ditemukan faktor perancu yang bermakna yaitu tindakan episiotomi (p=0,047; OR=9.56; 95%CI=1.86 - 48.97). Setelah dilakukan pengontrolan terhadap variabel tersebut, subjek yang dijahit menggunakan Chromic memiliki risiko yang tetap bermakna (p=0,002, OR=5,39; 95% CI=1,76-16,50)
Simpulan: Terdapat perbedaan signifikan kejadian dispareunia pada primipara dengan laserasi perineum derajat 2 yang dijahit dengan benang Rapide Polyglactin 910 dan Chromic catgut, dimana subjek yang menggunakan benang Chromic lebih beresiko mengalami dispareunia dibandingkan penggunaan benang Rapide Polyglactin 910 pasca 3 bulan penjahitan.
Kata kunci: Dispareunia, Chromic catgut, Rapide Polyglactin 910, laserasi perineum, FSFI

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Dispareunia, Chromic catgut, Rapide Polyglactin 910, laserasi perineum, FSFI
Subjects: Medicine
Divisions: Faculty of Medicine > Master Program of Specialist Medical
Depositing User: Upload Mandiri FK
Date Deposited: 04 Aug 2023 07:26
Last Modified: 04 Aug 2023 07:26
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/15155

Actions (login required)

View Item View Item