Search for collections on Undip Repository

BIOAKUMULASI LOGAM BERAT BESI (Fe) PADA KERANG HIJAU (Perna viridis) DI PERAIRAN TAMBAK LOROK, SEMARANG (22ik87)

ADININGTYAS, LININGGA (2022) BIOAKUMULASI LOGAM BERAT BESI (Fe) PADA KERANG HIJAU (Perna viridis) DI PERAIRAN TAMBAK LOROK, SEMARANG (22ik87). Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

[img] Text
Cover Liningga Adiningtyas 22ik87.pdf

Download (939kB)

Abstract

RINGKASAN
Liningga Adiningtyas. 260 401 171 30 061. Bioakumulasi Logam Berat Besi
(Fe) pada Kerang Hijau (Perna viridis) di Perairan Tambak Lorok, Semarang
(Endang Supriyantini dan Ita Widowati)
Banyak aktivitas manusia yang terjadi di daerah Tambak Lorok, baik di
daratan maupun perairan yang menyebabkan peningkatan konsentrasi logam
berat, salah satunya logam Fe. Logam berat Fe merupakan logam esensial yang
masih dibutuhkan oleh makhluk hidup, namun hanya dalam jumlah yang sedikit.
Keberadaan logam berat Fe yang tinggi pada perairan tentunya menurunkan
kualitas perairan dan akan membahayakan biota yang hidup di dalamnya, seperti
kerang hijau (P. viridis). Salah satu organisme yang hidup di Perairan Tambak
Lorok dan mampu mengakumulasi logam Fe adalah kerang hijau (P. viridis).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan konsentrasi logam berat Fe
dalam air, sedimen, dan daging kerang hijau (P. viridis) dari Perairan Tambak
Lorok Semarang serta mengetahui tingkat akumulasi kerang hijau (P. viridis)
terhadap logam berat Fe di Perairan Tambak Lorok, Semarang. Penelitian
dilakukan pada bulan Maret dan April 2021 dengan menggunakan metode
eksploratif kuantitatif. Kadar logam Fe dianalisis dengan AAS (Atomic
Absorption Spectrophotometer). Konsentrasi logam berat Fe dalam air berkisar
antara 0,158‒1,688 mg/L dan mengalami peningkatan pada bulan April.
Konsentrasi logam berat Fe dalam sedimen antara 59,408‒13,032 mg/kg dan
mengalami penurunan pada bulan April. Konsentrasi logam berat Fe dalam
jaringan lunak kerang hijau (P. viridis) antara 2,047 mg/kg‒1,890 mg/kg dan
mengalami penurunan pada bulan April. Nilai biokonsentrasi faktor atau BCF
dihitung untuk menentukan tingkat akumulasi kerang hijau (P. viridis) terhadap
Fe. Nilai BCF dibagi menjadi BCF o-w (antara organisme dengan perairan) dan
BCF o-sed (antara organisme dengan sedimen). Nilai BCF yang didapat
menunjukkan nilai < 100, baik BCF o-w maupun o-sed. Hal ini menunjukkan
tingkat akumulasi kerang hijau (P. viridis) terhadap logam Fe rendah. Batas aman
konsumsi kerang hijau (P. viridis) dihitung dengan menggunakan rumus PTMDI
(Provisional Tolerable Maximum Daily Intake), untuk menghitung batas aman
konsumsi harian. Kerang hijau (P. viridis) dari Perairan Tambak Lorok masih bisa
dikonsumsi, dengan batas konsumsi sebesar 93,994 mg/hari bagi wanita dengan
berat badan 45 kg dan 125,326 mg/hari bagi laki-laki dengan berat badan 60 kg,
agar tidak menimbulkan efek racun dari logam Fe yang terakumulasi di kerang
hijau (P. viridis).
Kata kunci: Bioakumulasi, Logam Fe, Kerang Hijau (Perna viridis), Tambak
Lorok, Semarang

SUMMARY
Liningga Adiningtyas. 260 401 171 30 061. Bioaccumulation of Heavy Metal
Iron (Fe) in Green Mussels (Perna viridis) from Tambak Lorok, Semarang
(Endang Supriyantini dan Ita Widowati)
Many human activities have occurred in Tambak Lorok, both on land and
in waters, which have led to an increase in heavy metal concentrations, such as
Fe. Fe is an essential metal needed by living things, but only in small amounts. The
presence of Fe in waters can reduce the quality of waters and endanger biota that
lives there, such as green mussels (P. viridis). One of the organisms that live in
Tambak Lorok Waters and are able to accumulate Fe is the green mussels (P.
viridis). This study aims to determine the concentration of Fe in water, sediment,
and green mussel (P. viridis) from Tambak Lorok, Semarang and determine the
level of accumulation of green mussel (P. viridis) against Fe in Tambak Lorok,
Semarang. The study was conducted in March and April 2021 using quantitative
exploratory methods. The metal content of Fe was analyzed by AAS (Atomic
Absorption Spectrophotometer). Concentration of heavy metal Fe in water ranged
from 0.158‒1.688 mg/L and increased in April. Concentration of heavy metal Fe
in sediment was between 59.408‒13.032 mg/kg and decreased in April.
Concentration of heavy metal Fe in soft tissue of green mussels (P. viridis) was
between 2,047 mg/kg‒1,890 mg/kg and decreased in April. Factor
bioconcentration value or BCF values was calculated to determine the level of
accumulation of green mussels (P. viridis) on Fe. BCF value is divided into BCF
o-w (between organisms and water) and BCF o-sed (between organisms and
sediment). The BCF value shows < 100, both on BCF o-w and o-sed. This
indicates that the accumulation of green mussels (P. viridis) against Fe is low.
The safe limit consumption for green mussels (P. viridis) was calculated using the
PTMDI (Provisional Tolerable Maximum Daily Intake) formula to calculate the
safe limit for daily consumption. Green mussels (P. viridis) from Tambak Lorok
still can be consumed, with a consumption limit for women with 45 kilograms of
body weight is 93.994 mg/day, while for men with 60 kilograms of body weight is
125.326 mg/day. This consumption limit avoids the toxic effect of Fe that
accumulates in green mussels (P. viridis).
Keywords: Bioaccumulation, Fe Metal, Green Mussels (Perna viridis), Tambak Lorok,
Semarang

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Bioakumulasi, Logam Fe, Kerang Hijau (Perna viridis), Tambak Lorok, Semarang, Bioaccumulation, Fe Metal, Green Mussels (Perna viridis)
Subjects: Fisheries And Marine Sciences
Divisions: Faculty of Fisheries and Marine Sciences > Department of Marine Science
Depositing User: pancasila wati
Date Deposited: 31 May 2023 02:50
Last Modified: 31 May 2023 02:50
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/13212

Actions (login required)

View Item View Item