Search for collections on Undip Repository

PENGUATAN KELEMBAGAAN KONSOLIDASI LAHAN PETANI GUNA MENUNJANG STABILITAS PASOKAN DAN HARGA BERAS DI KABUPATEN SUKOHARJO (Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun)

Ekowati, Titik and Prasetyo, Edy and Eddy, Bambang Trisetyo (2017) PENGUATAN KELEMBAGAAN KONSOLIDASI LAHAN PETANI GUNA MENUNJANG STABILITAS PASOKAN DAN HARGA BERAS DI KABUPATEN SUKOHARJO (Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun). Project Report. Universitas Diponegoro, KABUPATEN SUKOHARJO. (Unpublished)

[img] Text (LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL)
LAPORAN STRAGNAS I TE.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

RINGKASAN
Penguasaan lahan berkembang pada usahatani padi karena kepemilikan lahan petani semakin berkurang. Di dalam sistem penguasaan lahan berkaitan pula dengan kelembagaan lahan pertanian, dimana kelembagaan merupakan norma atau kebiasaan yang terstruktur dan terpola serta dipraktekkan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat yang terkait erat dengan penghidupan dari bidang pertanian di pedesaan. Kelembagaan pertanian dalam kajian penelitian ini mangacu pada kelembagaan lahan pertanian usahatani padi. Penguasaan lahan sempit, terutama pada petani lahan sawah, perlu dikonsolidasikan sehingga usaha pertanian memenuhi skala minimum secara ekonomi. (Ekowati dan Edy, 2015; Ekowati et al,. 2016). Konsolidasi dapat berupa konsolidasi lahan maupun usaha. Kelembagaan pengelolaan lahan usahatani (consolidated farming) adalah suatu usaha pengelolaan lahan sawah dalam satu luasan tertentu, yang dikelola beberapa orang sebagai Pengelola sehingga secara teknis dapat memenuhi skala usaha yang dapat memberikan marjin tertentu pada pengelola dan petani sebagai pemilik lahan, dan petani mendapat insentif, serta dapat menjadi penyedia jasa tenaga kerja. (Rachman, B. et al., 2012). Hal tersebut penting dilakukan untuk dapat meningkatkan produktivitas padi dan efisiensi dalam pengalokasian penggunaan faktor produksi. Provinsi Jawa Tengah merupakan pemasok ketiga tanaman pangan termasuk beras nasional dengan kontribusi beras nasional sebesar 17% dengan luas panen sebesar 1,77 juta hektar/tahun. Kondisi ekonomi perberasan baik itu yang menyangkut aspek penawaran, permintaan maupun harga beras terus mengalami gejolak fluktuasi akibat adanya perubahan fenomena yang terjadi. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan model kelembagaan konsolidasi lahan, rantai pasok dan integrasi pasar beras. Penelitian menggunakan metode survey dengan mengambil lokasi penelitian Kabupaten Sukoharjo, dengan lokasi kecamatan yakni Tawangsari dan Mojolaban dan tiap kecamatan diambil masing-masing satu desa dengan keberadaan kelembagaan konsolidasi lahan, yakni Desa Dalangan dan Desa Mojolaban. Dari masing-masing desa diambil 90 dan 50 petani responden. Pada penelitian ini jumlah sampel petani padi ditentukan berdasarkan jumlah keanggotaan dalam kelembagaan konsolidasi lahan padi. Data dianalisis dengan pendekatan descriptive, analisis efisiensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program kelembagaan lahan petani melalui konsolidasi lahan dapat menjawab keterbatasan lahan, tenaga kerja dan pengelolaan faktor produksi lebih mudah dilaksanakan. Pelaksanaan program Kelembagaan Lahan Petani memberikan peningkatan produksi 763,9 kg (7,84%) dan perbedaan pendapatan Rp 3.159.369,97/ha/musim dan penggunaan faktor produksi belum efiensi dilakukan serta semua faktor produksi berpengaruh terhadap produksi. Pemanfaatan peralatan pertanian dapat memberikan peluang kerja bagi ibu rumahtangga dalam hal perbenihan padi.
Kata kunci : efisiensi, harga, kelembagaan, konsolidasi lahan, pendapatan

Item Type: Monograph (Project Report)
Subjects: Animal and Agricultural Sciences
Divisions: Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Department of Agribusiness
Depositing User: Suci Nareni Agribisnis
Date Deposited: 29 May 2023 06:12
Last Modified: 29 May 2023 06:12
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/13161

Actions (login required)

View Item View Item