Search for collections on Undip Repository

PENGUATAN KELEMBAGAAN KONSOLIDASI LAHAN PETANI GUNA MENUNJANG STABILITAS PASOKAN DAN HARGA BERAS DI KABUPATEN SUKOHARJO

Ekowati, Titik and Prasetyo, Edy and Mukson, Mukson (2018) PENGUATAN KELEMBAGAAN KONSOLIDASI LAHAN PETANI GUNA MENUNJANG STABILITAS PASOKAN DAN HARGA BERAS DI KABUPATEN SUKOHARJO. Project Report. Universitas Diponegoro, KABUPATEN SUKOHARJO. (Unpublished)

[img] Text (LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL)
TITIK_EKOWATI_UNDIP_STRANAS_LAP AKHIR- th2.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

RINGKASAN
Penguasaan lahan berkembang pada usahatani padi karena kepemilikan lahan petani semakin berkurang. Di dalam sistem penguasaan lahan berkaitan pula dengan kelembagaan lahan pertanian, dimana kelembagaan merupakan norma atau kebiasaan yang terstruktur dan terpola serta dipraktekkan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat yang terkait erat dengan penghidupan dari bidang pertanian di pedesaan. Kelembagaan pertanian dalam kajian penelitian ini mangacu pada kelembagaan lahan pertanian usahatani padi. Penguasaan lahan sempit, terutama pada petani lahan sawah, perlu dikonsolidasikan sehingga usaha pertanian memenuhi skala minimum secara ekonomi. (Ekowati dan Edy, 2015; Ekowati et al,. 2016). Konsolidasi dapat berupa konsolidasi lahan maupun usaha. Kelembagaan pengelolaan lahan usahatani (consolidated farming) adalah suatu usaha pengelolaan lahan sawah dalam satu luasan tertentu, yang dikelola beberapa orang sebagai Pengelola sehingga secara teknis dapat memenuhi skala usaha yang dapat memberikan marjin tertentu pada pengelola dan petani sebagai pemilik lahan, dan petani mendapat insentif, serta dapat menjadi penyedia jasa tenaga kerja. (Rachman, B. et al., 2012). Hal tersebut penting dilakukan untuk dapat meningkatkan produktivitas padi dan efisiensi dalam pengalokasian penggunaan faktor produksi. Provinsi Jawa Tengah merupakan pemasok ketiga tanaman pangan termasuk beras nasional dengan kontribusi beras nasional sebesar 17% dengan luas panen sebesar 1,77 juta hektar/tahun. Kondisi ekonomi perberasan baik itu yang menyangkut aspek penawaran, permintaan maupun harga beras terus mengalami gejolak fluktuasi akibat adanya perubahan fenomena yang terjadi. Oleh karena itu, mengingat pentingnya komoditi beras ini maka dalam penelitian ini perlu dikaji fenomena aspek penawaran, permintaan maupun harga beras kedalam sebuah model ekonomi. Sehingga diperoleh hubungan ekonomi secara kuantitatif diantara model ekonomi perberasan yang menyangkut struktur pasar (integrasi pasar).. Integrasi pasar merupakan suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh perubahan harga yang terjadi di pasar acuan akan menyebabkan terjadinya perubahan harga pada pasar pengikutnya. Namun, fluktuasi harga yang sering terjadi dimanfaatkan oleh para pedagang untuk memanipulasi informasi harga di tingkat produsen sehingga transmisi harga dari pasar konsumen ke produsen cenderung bersifat asimetris. Hal ini mengindikasikan bahwa informasi harga belum tersalurkan dengan baik dan pasar tidak terintegrasi. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan model kelembagaan konsolidasi lahan, rantai pasok dan integrasi pasar beras. Penelitian menggunakan metode survey dengan mengambil lokasi penelitian Kabupaten Sukoharjo, setiap kabupaten diambil dua kecamatan dan tiap kecamatan diambil desa dengan keberadaan kelembagaan konsolidasi lahan. Quota sampling method dilakukan untuk menentukan jumlah sampel petani padi sawah tanpa menghitung jumlah populasi sebagai sample frame. Pada penelitian ini jumlah sampel petani padi ditentukan berdasarkan jumlah keanggotaan dalam kelembagaan konsolidasi lahan padi. Data dianalisis dengan pendekatan descriptive, analisis integrasi pasar dan Co variance. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program kelembagaan lahan petani melalui konsolidasi lahan dapat menjawab keterbatasan lahan, tenaga
iv
kerja dan pengelolaan faktor produksi lebih mudah dilaksanakan. Pelaksanaan program Kelembagaan Lahan Petani menghasilkan produktivitas padi 9,743 ton/ha dan 8,980 ton/ha untuk Kecamatan Tawangsari dan Mojolaban. Jaringan rantai pasok, menunjukkan bahwa petani masih berfungsi sebagai produsen, belum dapat melakukan aktivitas distribusi sampai konsumen. Distribusi dilakukan oleh lembaga pasar, seperti pengumpul dan pengecer. Integrasi pasar padi dan beras terjadi antara Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Mojolaban untuk padi dan beras varietas C4 dan Bramo dan tidak ada integrasi untuk padi varietas IR64.Stabilitas harga padi dan beras dan stabilitas pasokan padi dan beras terjadi di Kecamatan Tawangsari dan Mojolaban.
Kata kunci : harga, intergrasi pasar, konsolidasi lahan, rantai pasok, stabilitas pasokan

Item Type: Monograph (Project Report)
Subjects: Animal and Agricultural Sciences
Divisions: Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Department of Agribusiness
Depositing User: Suci Nareni Agribisnis
Date Deposited: 29 May 2023 06:02
Last Modified: 29 May 2023 06:02
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/13160

Actions (login required)

View Item View Item