AGUSTININGRUM, DINA KURNIASARI (2022) EFEK PERENDAMAN DALAM EKSTRAK LENGKUAS SEBAGAI ANTI JAMUR TERHADAP KEBERADAAN JAMUR SAPROLEGNIA SP., HISTOPATOLOGI, DAN TINGKAT KELULUSHIDUPAN BENIH IKAN NILA (22b586). Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

Text Cover Dina Kurniasari Agustiningrum 22b586.pdf Download (349kB)

Abstract

ABSTRAK

Dina Kurniasari Agustiningrum. 26020117130046. Efek Perendaman Ekstrak
Lengkuas sebagai Anti Jamur terhadap Keberadaan Jamur Saprolegnia sp.,
Histopatologi dan Tingkat Kelulushidupan Benih Ikan Nila. (Desrina dan Fajar
Basuki).
Salah satu usaha Budidaya yang sedang dikembangkan di Indonesia saat ini
adalah budidaya ikan nila. Ketersediaan benih ikan nila merupakan salah faktor
awal penentu keberlanjutan usaha budidaya ikan nila. Peran pembenihan adalah
untuk menunjang produksi dan pengadaan benih yang baik dan berkualitas.
Kendala dalam budidaya tahap benih yaitu penyakit jamur saprolegniasis
akibat infeksi jamur Saprolegnia sp. Efek yang ditimbulkan yaitu menurunnya
tingkat ketahanan (imunitas) benih nila. Kerugian yang ditimbulkan benih
mengalami kerusakan organ kulit dan insang hingga terjadi kematian benih setiap
harinya. Salah satu tindakan metoda pengendalian Saprolegnia sp. adalah
menggunakan ekstrak lengkuas dan dapat mengurangi penggunaan bahan kimia
karena lengkuas mengandung bahan aktif yang bersifat anti jamur yaitu saponin
dan flavonoid.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efek Perendaman Ekstrak
Lengkuas sebagai Anti Jamur terhadap Keberadaan Jamur Saprolegnia sp.,
Histopatologi dan Tingkat Kelulushidupan Benih Ikan Nila. Penelitian
dilaksanakan pada bulan September-Desember 2021 di Laboratorium Akuakultur
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Penelitian ini
menggunakan benih pada pendederan II dengan ukuran 5-7 cm (SNI, 2009)
dengan bobot 9-12 gram yang diinfeksi secara kohabitasi. Rancangan penelitian
adalah rancangan acak lengkap dengan jumlah 5 perlakuan dan 3 ulangan.
Konsentrasi ekstrak lengkuas yang digunakan yaitu 0 mg/L (kontrol), 25 mg/L, 50
mg/L, 75 mg/L, 100 mg/L. Metode perendaman ekstrak lengkuas dilakukan 1 hari
selama 3 jam, dilanjutkan pengamatan selama 7 hari. Parameter yang diamati
setelah perendaman meliputi gejala klinis, histopatologi insang, dan SR benih
setelah perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi optimum ekstrak lengkuas
pada perlakuan E sebesar 100 mg/L menunjukkan hasil terbaik dengan SR 86,67%,
gejala klinis yang membaik, keberadaan jamur yang sedikit dan histopatologi
insang setelah perendaman ekstrak lengkuas.
Kata kunci: ekstrak lengkuas, pengobatan, benih nila, Saprolegnia sp

ABSTRACT

Dina Kurniasari Agustiningrum. 26020117130046. Effect of Soaking Galangal
Extract as Antifungal on the Presence of Saprolegnia sp. Fungus, Histopathology
and Survival Rate of Tilapia Seeds. (Desrina dan Fajar Basuki).
One of the aquaculture businesses currently being developed in Indonesia is
tilapia fish farming. Availability of tilapia seed is one of the initial factors
determining the sustainability of tilapia cultivation business. The role of the
hatchery is to support the production and supply of good and quality seeds.
Obstacles in the cultivation of the seed stage, namely the fungal disease
saprolegniasis due to infection with the fungus Saprolegnia sp. The resulting
effect is a decrease in the level of resistance (immunity) of tilapia seeds. The
losses incurred by the seeds are damage to the skin and gill organs resulting in
the death of the seeds every day. One of the methods of controlling Saprolegnia
sp. is to use galangal extract and can reduce the use of chemicals because
galangal contains active ingredients that are anti -fungal, namely saponins and
flavonoids.
This study aims to determine the Soaking Effect of Galangal Extract as an
Antifungal on the Presence of Saprolegnia sp. Fungus, Histopat hology and the
Survival Rate of Tilapia Seeds. The research was carried out in SeptemberDecember 2021 at the Aquaculture Laboratory, Faculty of Fisheries and Marine
Sciences, Diponegoro University. This study used seeds at nursery II with a size of
5-7 cm (SNI, 2009) with a weight of 9-12 grams which were infected
cohabitation. The research design was a completely randomized design with 5
treatments and 3 replications. The concentrations of galangal extract used were 0
mg/L (control), 25 mg/L, 50 mg/L, 75 mg/L, 100 mg/L. The galangal extract
immersion method was carried out 1 day for 3 hours, followed by observations for
7 days. Parameters observed after immersion included clinical symptoms, gill
histopathology, and SR of the seeds after treatment.
The results showed that the optimum concentration of galangal extract in
treatment E of 100 mg/L showed the best results with 86.67% SR, improved
clinical symptoms, less presence of fungi and gill histopathology after soaking
galangal extract.
Keywords: Galangal extract, Treatment, Tilapia seed, Saprolegnia sp.

Actions (login required)

View Item