Search for collections on Undip Repository

HUBUNGAN ANTARA PENINGKATAN KADAR KORTISOLDARAH SEBAGAI RESPON TERHADAP STRESS DANKADAR INTERLEUKIN-1 (IL-1) DENGAN DERAJATADHESI PASCA LAPAROTOMI DAN LAPAROSKOPI

Purwanto, Hery and Muslim, Rifki and Syoeib, Johny (2014) HUBUNGAN ANTARA PENINGKATAN KADAR KORTISOLDARAH SEBAGAI RESPON TERHADAP STRESS DANKADAR INTERLEUKIN-1 (IL-1) DENGAN DERAJATADHESI PASCA LAPAROTOMI DAN LAPAROSKOPI. Masters thesis, Universitas Diponegoro.

[img] Text (Cover)
Halaman Judul.pdf

Download (773kB)
[img] Text (BAB I)
Bab 1.pdf

Download (247kB)
[img] Text (BAB II)
Bab 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (584kB)
[img] Text (BAB III)
Bab 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (101kB)
[img] Text (BAB IV)
Bab 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (311kB)
[img] Text (BAB V)
Bab 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (729kB)
[img] Text (BAB VI)
Bab 6.pdf
Restricted to Registered users only

Download (243kB)
[img] Text
Bab 7.pdf

Download (124kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (264kB)

Abstract

Latar belakang : Adhesi peritoneal pasca operasi abdomen adalah konsekuensi alamiah dari iritasi peritoneum oleh karena infeksi maupun trauma bedah serta proses penyembuhan, dan menjadi penyebab utama morbiditas Penyebab terbanyak adhesi peritoneal adalah tindakan laparotomi dibandingkan tindakan laparoskopi karena trauma dan luka yang ditimbulkan lebih luas. Trauma operasi pada peritoneum selain menstimulasi system immune stress yang ditandai dengan meningkatnya kadar kortisol darah, juga menyebabkan migrasi dan berkumpulnya beberapa mediator respon immune ( seperti : : IL-1, IL-6, TNF-α) yang merangsang aktivitas koagulasi eksternal untuk menghasilkan matrik fibrin, yang pada akhirnya akan terjadi proses adhesi.
Material dan Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan randomized post test design menggunakan binatang percobaan kelinci jenis New Zealand yang dibagi menjadi 2, yaitu kelompok K1 sebagai kelompok perlakuan yaitu kelompok kelinci yang dilakukan laparotomi dan abrasi ileum dan kelompok K2 sebagai kelompok perlakuan yaitu kelompok kelinci yang dilakukan laparoskopi dan abrasi ileum. Semua kelompok diambil sampel darah sebelum dan 6 jam pasca operasi untuk dinilai kadar kortisolnya dengan kit ELISA. Enam hari setelah operasi semua kelompok diterminasi dan dilakukan laparotomi, kemudian dinilai derajat adhesi intra peritoneum dan kadar IL-1α dari cairan peritoniumnya. Perbedaan kadar kortisol , IL-1α , dan derajat adhesi antara operasi laparotomi dan laparoskopi dinilai menggunakan tes statistic. Tes korelasi Pearson dipakai untuk menganalisa hubungan antara kadar kortisol darah dengan kadar IL-1α cairan peritoneum. Hubungan antara kadar IL-1α dengan derajat adhesi dianalisa dengan tes korelasi Spearman.
Hasil : Terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar kortisol darah, IL-1 dan derajat adhesi antara dua kelompok tersebut ( p = 0.021, p = 0.001, p = 0.002 ). Terdapat korelasi positif sedang antara kadar kortisol darah dengan kadar IL-1α ( r = 0.688, p = 0.013 ), dan terdapat korelasi positif yang signifikan antara kadar IL-1α dengan derajat adhesi ( r = 0,833, p = 0.001 ).
KESIMPULAN : Dibandingkan laparotomi, operasi bedah laparoskopi dapat lebih meminimalkan peningkatan kadar kortisol darah , kadar IL-1α dan menurunkan terjadinya adhesi.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Derajat adhesi, kortisol, IL-1 α, laparotomi , laparoskopi.
Subjects: Medicine
Divisions: Faculty of Medicine > Master Program in Biomedical Science
Depositing User: heni lutfiatun
Date Deposited: 02 Feb 2023 08:40
Last Modified: 16 Feb 2023 02:38
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/11635

Actions (login required)

View Item View Item