Search for collections on Undip Repository

FORMULASI MEDIASI PENAL BERBASIS FALSAFAH BELOM BAHADAT DALAM PEMBARUAN HUKUM PIDANA NASIONAL (Studi Kasus di Adat Dayak Ngaju)

Wulandari, Cahya (2023) FORMULASI MEDIASI PENAL BERBASIS FALSAFAH BELOM BAHADAT DALAM PEMBARUAN HUKUM PIDANA NASIONAL (Studi Kasus di Adat Dayak Ngaju). Doctoral thesis, Universitas Diponegoro.

[img] Text (Disertation)
CAHYA WULANDARI Cover.pdf - Accepted Version

Download (83kB)

Abstract

Proses penyelesaian perkara pidana melalui mediasi penal berdasar kearifan
lokal sudah lama dikenal dan menjadi tradisi di masyarakat Sulawesi, Sumatera
Barat, Papua, Bali, NTT, NTB, Aceh, Suku Tengger, Suku Baduy dan Suku Dayak
di Kalimantan. Socio-legal research dengan paradigma konstruktivisme
menemukan adanya proses penyelesaian perkara pidana yang dilakukan oleh
masyarakat adat Dayak melalui mediasi penal dengan berbasis pada kearifan lokal
(Falsafah Belom Bahadat) yang dibahas menggunakan teori-teori ilmu hukum dan
ilmu sosial.
Fokus studi mencakup proses penyelesaian perkara pidana di masyarakat adat
Dayak, alasan digunakannya kelembagaan adat dan formulasi mediasi penal
berbasis kearifan lokal. Penyelesaian perkara pidana dilaksanakan oleh Mantir Let
Adat, Damang Kepala Adat, Ketua Dewan Adat Dayak maupun Majelis Adat Dayak
Nasional di tiap tingkatan. Faktor keadilan, masyarakat dan budaya hukummenjadi
penyebab kelembagaan adat Dayak digunakan dalam proses penyelesaianperkara
pidana komunitas adat Dayak Ngaju. Beberapa perkara pidana tersebut
diantaranya kasus pencemaran nama baik, kasus pelecehan seksual, kasus
pembakaran ladang, kasus KDRT, kasus kecelakaan lalu lintas, dan kasus
penganiayaan diselesaikan melalui kelembagaan adat Dayak.
Proses penyelesaian perkara pidana di masyarakat adat Dayak Ngaju melalui
mediasi penal berdasar pada nilai-nilai Pancasila (nilai Ketuhanan, Kemanusiaan
dan Kemasyarakatan) sesuai dengan budaya Bangsa Indonesia sehingga penting
dilakukan formulasi mediasi penal dalam bentuk Hybrid Penal Mediation yang
dapat menjadi salah satu alasan dihentikannya penyidikan dan atau penuntutan
dalam pembaruan hukum pidana. Pada hakekatnya, hukum diciptakan untuk
manusia sehingga harus memanusiakan manusia itu sendiri, menempatkan para
pihak pelaku dan korban sebagai subjek dalam proses penyelesaian perkara pidana
serta mengakomodir kepentingan para pihak yang berperkara.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Additional Information: Silakan Menghubungi Perpustakan Doktor Imu Hukum jika Memerlukan File Ini
Uncontrolled Keywords: Formulasi; Mediasi Penal; Falsafah Belom Bahadat; Pembaruan Hukum; Hybrid Penal Mediation
Subjects: Law
Divisions: Faculty of Law > Doctor Program in Law
Depositing User: Dyan Pitra Chrisnawan
Date Deposited: 01 Feb 2023 07:06
Last Modified: 01 Feb 2023 07:06
URI: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/11585

Actions (login required)

View Item View Item