WIYADI, HAIDAR THAHIR (2022) PEMODELAN LEPASAN 137 Cs DARI LOKASI TAPAK PLTN DI KALIMANTAN BARAT KETIKA TERJADI KECELAKAAN PADA MUSIM BARAT(22o97). Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

Text Cover Haidar Thahir 22o97.pdf Download (215kB)

Abstract

ABSTRAK
vi
Haidar Thahir Wiyadi. 260 501 171 400 01. Pemodelan Lepasan
137
Cs dari
Lokasi Tapak PLTN di Kalimantan Barat Ketika Terjadi Kecelakaan pada Musim
Barat
(Muslim dan Jarot Marwoto)
Kebutuhan listrik di Kalimantan Barat mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun seiring berkembangnya provinsi tersebut. Rencana industrialisasi di Provinsi
Kalimantan Barat akan membutuhkan pasokan listrik yang besar. Pemerintah
Indonesia merencanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN)
yang akan dimulai pada tahun 2025 di daerah Kalimantan Barat, tepatnya daerah
Pantai Gosong, Kabupaten Bengkayang. Keberadaan PLTN dinilai sangat baik
sebagai pembangkit listrik dengan tenaga terbaharui. Ketika terjadi suatu
kecelakaan atau kondisi kedaruratan, memungkinkan radionuklir pada PLTN akan
tersebar ke lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pemodelan
sebaran radionuklida di perairan laut sebagai bentuk langkah mitigasi ketika terjadi
kecelakaan. Salah satu radionuklida yang dilepaskan yaitu
137
Cs. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui model sebaran radionuklida
137
Cs yang dilepaskan oleh
calon tapak PLTN ketika terjadi kecelakaan saat beroperasi pada musim barat.
Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan skenario pemodelan 2D
menggunakan modul hidrodinamika dan modul transpor dengan perangkat lunak
MIKE 21. Skenairo model dilakukan selama 15 hari pada Januari 2025 (musim
barat). Hasil penelitian yang didapatkan yaitu persebaran
137
Cs semakin meluas
setelah minggu kedua, dengan persebaran semakin condong ke arah timur laut.
Konsentrasi tertinggi dari
137
Cs berada di area sekitar PLTN dengan nilai sebesar
10
11
Bq/m
3
yang mengalami penurunan konsentrasi akibat dari proses adveksi dan
difusi oleh arus laut. Pada hari ke-15 jarak maksimum sebaran yang dicapai sejauh
43 km ke arah barat dan 70 km ke arah utara dengan arah sebaran mengikuti
pergerakan pola arus saat pasang yaitu dominan ke arah timur laut dengan nilai
konsentrasi 0-1 Bq/m
3
. Persebaran radionuklida setelah 15 hari tidak mengalami
perubahan yang signifikan. Berdasarkan hasil yang didapat bisa disimpulkan bahwa
persebaran radionuklida
137
Cs pada musim barat sangat dipengaruhi oleh gerak arus
permukaan karena sifatnya yang konservatif di perairan, sehingga mengikuti arah
arus saat pasang yaitu dominan mengarah ke timur laut. Jarak sebaran di perairan
Bengkayang pada musim barat lebih jauh dibandingkan pada musim timur karena
arus yang lebih besar pada saat musim barat.
Kata Kunci: Radionuklida,
137
Cs, Model Hidrodinamika, Model Transport,
Model Dispersi, Musim Barat

ABSTRACT
vii
Haidar Thahir Wiyadi. 260 501 171 400 01.
137
Cs Release Modeling from
Nuclear Power Plant Site in West Kalimantan in Cast of Accident Conditions
During West Monsoon (Muslim and Jarot Marwoto)
The need for electricity in West Kalimantan has increased from year to year
as the province develops. The industrialization plan in West Kalimantan Province
will require a large supply of electricity. The Indonesian government plans the
construction of a nuclear power plant (PLTN) which will begin in 2025 in the West
Kalimantan area, to be precise the Gosong Coastal area, Bengkayang Regency.
The existence of nuclear power plants is considered very good as a power plant
with renewable energy. When an accident or emergency occurs, it is possible for
the radionuclides in nuclear power plants to be spread to the surrounding
environment. Therefore, it is necessary to model the distribution of radionuclides in
marine waters as a form of mitigation measure when an accident occurs. One of
the radionuclides released is
137
Cs. This study aims to determine the distribution
model of the
137
Cs radionuclide released by the prospective nuclear power plant
site when an accident occurs while operating in Bengkayang Regency, West
Kalimantan. The method used is a quantitative method with 2D modeling scenario
using the hydrodynamics module and the transport module in the MIKE 21
software. The model scenario was carried out for 15 days in January 2025 (west
monsoon). The result of this research is that the distribution of
137
Cs is getting
wider after the second week. The highest concentration of
137
Cs is in the area
around the nuclear power plant with a value of 10
11
Bq/m
3
which has decreased in
concentration due to advection and diffusion processes by ocean currents. On the
15th day the maximum distribution distance reached was 43 km to the west and 70
km to the north with the direction of distribution following the movement of the
current pattern at high tide, which was dominant to the northeast with a
concentration value of 0-1 Bq/m
3
. The distribution of radionuclides after 15 days
did not change significantly. Based on the results of the study, it can be concluded
that the distribution of radionuclide
137
Cs in the west monsoon is strongly
influenced by the movement of surface currents at high tide, which is dominant
towards the northeast due to its conservative nature in the waters. The distribution
distance in Bengkayang waters in the west monsoon is farther than in the east
monsoon because of the larger current during the west monsoon.
Keywords: Radionuclide,
137
Cs, Hydrodinamic Model, Transport Model,
Dispersion Model, West Monsoon

Actions (login required)

View Item