Az Zahra, Fatima and Djati, Raden Ajeng Kisdjamiatun Retna Mustika and Wijayahadi, Noor (2022) EFEK KOMBINASI EKSTRAK ETHANOL BATANG KAYU ULAR DAN ANTIMALARIA-ACT TERHADAP PRODUKSI IL-10 DAN PARASITEMIA MENCIT SWISS DENGAN REINFEKSI PLASMODIUM BERGHEI ANKA. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.
Full text not available from this repository. (Request a copy)Abstract
Latar belakang: Malaria merupakan infeksi Plasmodium sp yang dapat terjadi berulang dan mengakibatkan komplikasi serius dan fatal. Insiden reinfeksi malaria berhubungan dengan eliminasi yang tidak sempurna dari infeksi sebelumnya. Malaria dilaporkan resisten terhadap terapi artemisinin-combined-therapy (ACT) yang direkomendasikan WHO untuk pengobatan malaria. ACT, Dihydroartemisinin-piperaquin (DHP), meningkatkan produksi IL-10 limpa mencit Swiss-webster selama fase pemulihan infeksi P. berghei ANKA (PbA), sedangkan kombinasi-ekstraksi etanol batang kayu ular (EEBKU)-ACT menormalkan produksi IL-10. IL-10 protektif terhadap komplikasi malaria berat meskipun mengganggu pengendalian infeksi. Respon imun yang berkembang pada mencit dengan perlakuan kombinasi EEBKU-ACT selama infeksi PbA pertama diperkirakan masih protektif terhadap reinfeksi.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kombinasi EEBKU-ACT selama infeksi PbA pertama terhadap tingkat parasitemia dan produksi IL-10 limpa mencit dengan reinfeksi.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain post-test-only-randomized-controlled-group. Dua puluh empat mencit Swiss-webster yang digunakan, dikelompokkan dengan metode simple-random-sampling menjadi 4 kelompok yaitu kelompok sehat (K1), dan 3 kelompok dengan reinfeksi PbA yaitu K2, P1 dan P2 yang menerima kombinasi ACT, EEBKU, dan EEBKU-ACT, masing-masing pada infeksi PbA pertama. Tingkat parasitemia pada hari ke-3 reinfeksi PbA diamati menggunakan mikroskop dan produksi IL-10 diukur dengan metode elisa pada supernatan kultur sel limpa yang distimulasi dengan LPS ex vivo. Perbedaan tingkat parasitemia ditentukan dengan uji T-independen, sedangkan produksi IL-10 limpa dengan uji One-Way-Anova.
Hasil: Tingkat parasitemia antara kelompok K2 dan P2 tidak berbeda bermakna (p=0,526), dan produksi IL-10 limpa K1, K2 dan P2 juga tidak berbeda bermakna (p=0,667)
Kesimpulan: Kombinasi EEBKU-ACT atau ACT pada infeksi PbA pertama tidak berpengaruh terhadap tingkat parasitemia dan produksi IL-10 limpa mencit Swiss dengan reinfeksi.
Kata kunci : ACT, IL-10, malaria, reinfeksi, Plasmodium, Strychnos lucida
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | ACT, IL-10, malaria, reinfeksi, Plasmodium, Strychnos lucida |
Subjects: | Medicine |
Divisions: | Faculty of Medicine > Department of Medicine |
Depositing User: | Users 193 not found. |
Date Deposited: | 18 Dec 2022 21:59 |
Last Modified: | 18 Dec 2022 21:59 |
URI: | https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/10158 |
Actions (login required)
View Item |