Chaniago, Rizky Reynaldy and Sardini, Nur Hidayat (2020) POLITISASI IDENTITAS DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMATERA UTARA TAHUN 2018 /88/PEM/2020. Undergraduate thesis, Faculty of Social and Political Science.
Text
COVER.pdf - Published Version Download (933kB) |
|
Text
BAB I.pdf - Published Version Download (679kB) |
|
Text
BAB II.pdf - Published Version Download (368kB) |
|
Text
BAB III.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (876kB) |
|
Text
BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (286kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (411kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang telah menyelenggarakan Pilkada Serentak 2018 atau disebut juga Pilgub Sumut 2018. Pilgub Sumut 2018 diikuti oleh dua pasangan calon, yaitu Eramas dan Djoss. Eramas menang di Kabupaten/Kota yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan bersuku non-Batak, sedangkan Djoss menang di Kabupaten/Kota yang mayoritas penduduknya beragama Kristen dan bersuku Batak. Dalam hal ini, diduga terjadi politisasi identitas dalam setiap proses Pilkada. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses dinamika politik dalam Pilgub Sumut 2018 dan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk politisasi identitas dalam Pilgub Sumut 2018.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, data primer didapatkan melalui wawancara langsung dengan informan yang ditentukan dari keterkaitan informan tersebut dengan masalah penelitian, dan data sekunder didapat dari Keputusan KPU Provinsi dan artikel terkait. Peneliti memfokuskan informan pada kader partai utama pengusung kedua pasangan calon, yaitu Partai Gerindra dan PDI-Perjuangan, konsultan politik, serta pengamat politik setempat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses politisasi identitas dilakukan oleh kedua Paslon. Namun demikian, politisasi identitas yang dilakukan oleh Djoss tidak seaktif dengan apa yang dilakukan oleh Eramas. Eramas gencar memberikan stimulus kepada masyarakat terkait isu putra daerah dan isu agama, sedangkan politisasi identitas yang dilakukan oleh Djoss lebih kepada pendekatan yang bersifat abstrak, tidak ada keterlibatan mereka secara langsung dalam setiap kegiatan, melainkan hanya turut menghadiri saja tanpa memprakarsainya.
Proses politisasi identitas yang dilakukan Eramas dapat dikatakan sebagai strategi mereka dalam memenangkan Pilgub Sumut 2018. Hal tersebut merupakan adopsi dari dinamika yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017, sedangkan politisasi identitas yang dilakukan Djoss merupakan hal yang biasa sebagai pelengkap dari visi-misi mereka untuk membangun Sumut. Diharapkan kepada masing-masing pasangan calon agar lebih mengedepankan sosialisasi kepada masyarakat mengenai visi-misi dan program unggulan yang akan dilakukan dalam membangun daerah selama satu periode ke depan dan kepada peneliti berikutnya, diharapkan mewawancarai dan menggali informasi sebanyak mungkin kepada informan-informan kunci.
Kata Kunci: Pilgub Sumut 2018, Politisasi Identitas, Suku, Agama
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | Social Science and Political Science |
Divisions: | Faculty of Social and Political Sciences > Department of Government Science |
Depositing User: | diana nirwani |
Date Deposited: | 14 Dec 2022 08:15 |
Last Modified: | 14 Dec 2022 08:15 |
URI: | https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/10105 |
Actions (login required)
View Item |